Senin, 30 Maret 2015

Tiffany's Bag #1



Senja, kau datang ketika buta.
Hari ini adalah malam terakhirku menempati ruangan ini. Dan aku resmi menjadi seorang pengangguran. Aku memutuskan untuk resign dari biro iklan ini. Hanya dengan bermodalkan kamera aku berencana untuk menjadi backpacker. Gila memang, tapi keinginan dan impian ini memang sudah tidak bisa lagi ditahan. Dan siang ini.
“Lo serius resign?”
Absolutely,” jawabku dengan sangat mantap.
“Lo udah sinting kali ya, gila, gue ga habis pikir. Ada berapa ribu orang yang pengen nempatin ruangan lo, dan ini, lo malah sia-sia-in gitu aja, out of my mind.” Dan Dito mulai melebih-lebihkan.
“Gue emang udah gila.”
“Kapan lo resmi cabut?”
“Besok, gue udah ajuin resign dari 3 bulan yang lalu asal lo tau, dan akhirnya, di acc juga.”
“Lo bener-bener udah ga waras.”
“Emang, haha.. “ dan perbincangan kecil di coffe corner ini berakhir.

Pagi ini aku berkemas dengan bawaan yang sangat minim. Akhirnya, setelah mengumpulkan uang bertahun-tahun, aku bisa melakukan hal nekat ini. Passport, kamera, ransel, siap, dan Spanyol aku siap untukmu. Aku sudah tidak sabar membanyangkan indahnya negara itu. Dimana bangunan-bangunan indah dan kuno berjajar di sana, dengan view yang sangat sempurna. Tangan ini sungguh gatal membayangkan eksekusi jepretan di sana.  (to be continue)
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar