Kamis, 05 Maret 2015

I’M FINALLY ENGAGE (Tiffany & Co 1837 Lock Ring) #2



Tepat sekali, besoknya Don kembali ceria. Ya, dia mulai tergila-gila lagi dengan Belle. Atau mungkin wanita lain. Hubunganku dengan Don memang sangat rumit, aku dan dia bukanlah pacar, tapi dia selalu ada ketika aku butuh dan begitu juga sebaliknya. Dan baik aku maupun Don sudah sangat menikmati.
Finally, Belle sadar kalau dia butuh aku,”
The you have a date tonight, right?”
Sure. Hari ini kamu ada acara kemana?”
“Nganterin kerjaan ke kantor, shopping some groceries, and meet Melia and Dwinda as usual,”
“Ok young girl, enjoy your day, aku harus ke kantor, bye.” Dan dia mencium keningku seperti biasa.
Hari ini aku harus ke kantor mengantar beberapa tulisanku, kemudian belanja beberapa keperluan rumah yang mulai menipis, pulang kerumah, dan bertemu gadis-gadis genit.
Nanny cafe  and resto, disinilah tempat kita biasa bergosip dan berbagi semua keluh kesah. Melia selalu benci pembicaraanku mengenai Don, ya, dia memang sangat tidak menyukai kelakuan Don, kelakuan, bukan orangnya.
“Hey ladies, how’s your day..” Melia pun mulai membuat riuh suasana.
“Hari ini gue ngerasa seperti di surga, lo tau, suami gue beliin gue mobil baru, oh, this is a big sureprise, kalo lo tadi amatin, mobil yang paling kinclong itu mobil gue, he bought me a hammer, ladies, oh, I can’t believe this!” dan Dwinda mengawali ceritanya hari ini.
“Really? Congratulation, Paul is the best husband ever.” Kataku.
“Dan lo harus punya suami, Loni,” dan Dwinda pun mulai mengingatkan bahwa prinsip ku itu salah.
“Mungkin, tapi itu sepertinya sangat menyiksaku, you know? I and Don, it would never happen,” kataku.
“You and Don will never ever together as a wife and husband, you need the other’s and better one to be your husband. Right?” dan Melia pun mulai berargumen.
Up to you, yang jelas baru semalem Don mabuk karena patah hati, dan pagi ini dia sangat bersemangat, dia emang bener-bener memiliki emosi yang tidak stabil, dan aku sangat suka itu.”
“Loni, lo kenapa sih masih aja betah tinggal sama cowok yang jelas-jelas selalu gonta-ganti pacar, bahkan lo pernah kan punya pacar dan lo masih tinggal serumah sama Don, oh, gue ga habis pikir sama lo,”
“Hahaha, mel, gue mungkin bisa lebih gila kalo ga ada dia, setidaknya dia bukan pacar, tapi selalu ada buat gue, that’s really great commitment, in my point of view,”
“I see, but someday, you will need a serius relationship,you don’t know how wonderful marriage is.” dan  Dwinda pun memperkuat argumennya mengenai pernikahan.
“Dengan cemburu, pertengkaran, ikatan, campur tangan mertua, tangisan anak yang sangat berisik, rumah yang berantakan, oh, gue belum bisa bayangin.” Kataku.
“Oiya, ladies, minggu depan gue terbang ke Paris, you know, paris fashion week, I have invited for my magazine, ada yang mau nemenin gue?” Melia pun membeberkan kabar terbaiknya hari ini dan menghentikan perdebatan mengenai pernikahan. Pokok bahasan yang tidak akan mungkin ada ujungnya antara aku dan Dwinda.
“Gue ga bisa, you know, Paul ngajak gue ke acara kenegaraan,” dan Dwinda pun bertingkah seperti layaknya seorang istri.
“Dan lo Loni?”
“Gue? Hmmm.. Yes, I really will, Don pasti ngijinin, hahaha..”
“Hahaha, lo gila, harus gitu minta ijin sama Don, he is not your husband or boyfriend?”
“Hahaha, I know, but he is my big boy,” kataku.  to be continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar