Sabtu, 27 Juni 2015

Mr G #16



Akhirnya aku putuskan untuk menghubungi Guntur. Aku menceritakan segalanya yang terjadi melalui email. Bahkan hampir setiap kalimat aku cantumkan kata maaf karena rasanya aku sudah melakukan dosa besar. Mengkhianati nya yang jauh disana untukku, menurutku. Dan selang beberapa menit tak kusangka dia langsung membalas.
 
Dear My Dearest,
I’m sorry, I was very busy. Congratulation for you, dear. Finally you found someone special. And you know what, I’m engaged! And you must be suprised, I’m engaged with Bernard!!!! Oke, take a deep breath, hehehe.. I have alot of deadline, and this night Bernard will pick me up for dinner, so, I must totally prepare. Bye. See you soon. Muah.
 
With big hug,
- G U N T U R – (END)
 
 

Kamis, 25 Juni 2015

Mr G #15



Setelah makan malam yang aneh itu, akhirnya dia mengantarku pulang ke apartemen. Dan dalam perjalanan kami masih saja terdiam. Aku pun bingung harus memulai pembicaraan darimana. Aku masih saja terbayang dengan ucapannya di restaurant tadi.
Dia mengantarku sampai di depan pintu.
Hmm, Ok, I have to go,”
“Yaa..”
Bye..” sepertinya kata ‘bye’ dari mulutnya tampak mengambang.
Ee, would you stay?” entah setan darimana yang memaksaku untuk mengatakan ini. Perasaan lega pun terselimuti setelah kalimat itu terucap.
With my pleasure,” kemudian dia merangkulku dan menggandengku masuk ke apartemen. And we spent the night with a beautiful way. Rasanya indah sekali ketika aku berada di atas dada yang bidang ini. Aku merasakan this is the real love.  (to be continue)

Rabu, 24 Juni 2015

Selasa, 23 Juni 2015

Mr G #14



Restaurant Golden, jam 7 malam. Aku mengenakan Beaded crepe gown keluaran Halston Heritage yang loose berwarna hitam dengan menggenggam Mini Loubi Lula lace and satin frame clutch merk christian Louboutin dan dengan langkah perlahan kaki ini dibaluti dengan warna gold Metallic suede gladiator sandals keluaran Giuseppe Zanotti. Lengkap sudah perasaanku menjadi gelap. Aku segera menuju ke meja 8 seperti yang Mama suruh. Perlahan aku menghampiri, kutarik nafas dalam-dalam dan semakin dekat. Punggung laki-laki ini terlihat kokoh, dan akhirnya aku pun tepat berada di meja 8.
“Maaf, sepertinya aku salah meja,” tiba-tiba aku pun terkejut dan malu setelah mendapati siapa lelaki yang sedang duduk di meja 8.
No, just sit down, you are in the right table,” dan diapun segera menahanku dan menarikkan kursi untukku.
Can you explain THIS?” tanyaku sambil masih saja kebingungan.
“Huhft, ini memang memalukan, tapi aku akui bahwa sebenarnya aku lebih sering ke rumah Mama mu dan lebih mengenal keluargamu. Aku merasakan kehangatan sebuah keluarga pada keluargamu, rasanya tenang dan hangat ketika bersama mereka. Dan kami banyak mengobrol. Aku menyayangi keluargamu, dan sampai suatu hari Mama mu memintaku untuk makan malam denganmu. Aku tidak akan menolak permintaan seorang ibu kedua untukku, tapi kumohon jangan berprasangka apapun. Aku tidak bermaksud untuk mencuri hati kedua orang tua mu, dan aku juga sadar bahwa you have the special one, dan aku tidak akan memaksakan apapun. I just mmmm I just...” dan kemudian dia tidak melanjutkan perkataannya. Dia sepertinya sudah banyak sekali minum, mungkin itu cara dia menenagkan diri.
It’s oke, aku jauh lebih lega kalau ternyata itu kamu. I just sureprised,”
I adore you,” lantunan lagu boshe mengalun dengan lembut di telingaku. Dia mengenggam erat jemariku, dan kami saling berpandang. Aku pun tidak bisa berkata apapun.
Sorry, mmm, but it’s ok, I just want you to know, just it.” Kemudian dengan spontan dia menarik tangannya dan wajah dia memerah. Aku hanya bisa tersenyum. Ya, aku sangat bahagia sekali. (to be continue)

Senin, 22 Juni 2015

Opus : Backstage


Talent : Gandess Prasepta
Photograph : Adhitya Zamzami
Design and makeup : Dewantika Kusmono

Minggu, 21 Juni 2015

Mr G #13



Sudah 3 bulan Guntur tidak memberiku kabar, ya, aku sedikit melupakannya karena dia tiba-tiba menghilang dari kehidupanku. Perasaan bersalah dan berkhianat terus sama menghantuiku. Rasanya tidak adil jika benar dia di sana bekerja keras untukku, dan aku malah mengkhianatinya dengan atasanku. Dan tepat pukul 7 malam di hari sabtu ini aku sendirian merenungi nasib. Tapi tiba-tiba handphone ku berdering.
Kring kring kring
“Hallo,”
“Nak, ini Mama, besok malam kamu ada acara ga?”
“Hmmm, ga ada sih ma, kenapa? Mama suruh aku pulang?” kataku.
“Kalo masih banyak kerjaan gausah pulang dulu gapapa, Mama lagi ada di Jogja sama Papa kok,”
“Acara apa Ma?”
“Acara kunjungan ke Budhe kamu saja kok, oiya, kalo besok malam ga ada kegiatan, temani anak teman Papa ya,”
Blind date seperti biasa?”
“Ya, hanya berkenalan saja nak,”
“Tapi maa...”
“GA ADA TAPI-TAPIAN, BESOK TEMUI DIA DI RESTAURANT GOLDEN JAM 7 MALAM DI MEJA 8!”
“Iiiiiiiiiii iyaaaa ma,” aku sedikit terkejut, ga biasanya Mama setegas ini.
“Yasudah, Mama masih harus ketemu Budhemu, hati-hati ya nak,”
“Iyaa Mama...”  (to be continue)

Jumat, 19 Juni 2015

Mr G #12



Setelah makan siang dia pun mengajakku ke sebuah mall, setelah aku berganti pakaian kerjaku tentunya. Dia membeli satu stel pakaian yang tidak biasa dia kenakan. Sebuah kaos polo dan celana pendek caky, dia tampak lebih segar dan muda.
You look young,” pujiku.
“Hahaa, I’m already old, kemana kita pergi?”
“Nonton?”
Good idea,”
Kami pun melakukan maraton kegiatan yang aku bilang, berbeda. Menonton, Gokart, dan kemudian disusul dengan menaiki wahana-wahana anak. Itu sungguh luar biasa rasanya. Kami mencoba setiap wahana yang ada, bak anak kecil yang lapar akan permainan. Dan malampun kami habiskan di sebuah kafe fastfood.
“Hari ini luar biasa!” Gunung berkomentar dengan sangat antusias.
“Rasanya sudah sepuluh tahun aku tidak makan ditempat ini, fastfood,”
“Aku mungkin sudah 20 tahun, hahaha..” dia tertawa dengan sangat lepas.
“Haha, maraton hari ini benar-benar gila, I feel like a teenage again,” kataku sambil terus mengunyah burger yang aku genggam dengan kedua tanganku.
You just change who I really am,” dan itu saja tanggapannya. Dibalik senyumannya menyimpan segudang makna. Aku sangat tampak salah tingkah.  (to be continue)