Kamis, 26 Maret 2015

Glimmers #7



Semenjak kematian Brendy aku tidak lagi bertemu dengan dia. Lola pun tidak mengetahui kabarnya lagi. Dan aku pun melakukan rutinitas yang sama seperti biasanya. Otak ini terbelah menjadi dua, antara laki-laki yang berdiri di ujung gerbong dengan Andra. Mungkinkah aku jatuh cinta dengan dua orang yang berbeda di saat yang bersamaan? Tuhan, aku mulai ragu dengan  perasaanku. Aku jatuh cinta dengan dua orang di saat yang sama.
Pagi ini aku berangkat sedikit siang karena memang sebenarnya aku merasa kurang sehat. Sebenarnya badan ini tidak kuat untuk masuk bekerja, yah, karena ada moment penting di kantor yang tidak bisa aku tinggalkan. Terpaksa Belle aku titipkan di klinik Lola karena aku rasa tidak kuat jika harus menenteng dia di kereta. Lemas sekali badan ini.
Sore ini pun aku bergegas pulang. Lemaas. Dan aku harus tahan agar tidak pingsan di sembarang tempat. Di kereta yang biasanya aku bersemangat, tiba-tiba membuatku merasa tidak nyaman, bahkan moment dimana aku berdiri dan menikmati pemandangan luar terasa suram. Beberapa menit saat aku berdiri di kereta pandangan ini semakin tidak bisa aku tahan. Semakin lama semakin tidak jelas dan kabur.

“Lo udah siuman?”
“Hmmm, gue dimana?” tanyaku dengan sedikit panik.
“Lo di rumah sakit klaten sekarang, tadi lo pingsan di kereta. Minum dulu gih..”
“Hmm, lo?”
“Ya, gue Andra,” dan diapun memakai kacamatanya untuk memastikan bahwa dia benar-benar andra.
“Dan lo..”
Sesaat dia melepas kacamatanya.
“Dan gue cowok yang selalu ngeliat lo dari pojokan gerbong kereta tiap hari.”
“Tuhan, ternyata bener..” Ternyata Andra dan laki-laki yang selalu berdiri di ujung gerbong adalah satu orang yang sama.
“Thanks ya, gue selalu aja repotin lo,”
“Gapapa.. Dengan ini gue bisa ketemu lo lagi, hmm, may I ask you? are you single? Sorry if it sounds unpolite,
“Hmm, why you asked me like that?”
“If you are a single, I just wanna show how much I adore you
“Yes, I am a single.”
“Would you be my partner in life every night and day?”
“Yes, with one promise.”
“What?”
“Proof me that you are a single.”
“Hahaha, since my Brendy died, I am absolutely single.” Dan pelukan yang sejak dulu aku dambakan akhirnya menjadi kenyataan.  (END)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar