Rabu, 04 Maret 2015

I’M FINALLY ENGAGE (Tiffany & Co 1837 Lock Ring) #1



Don adalah lelaki dewasa yang aku kenal 10 tahun yang lalu. Dia adalah kakak kelas yang sangat aku kagumi. Charming, cool, and mysterious. Ketika kita sangat dekat, aku mulai merasakan bahwa dia adalah sosok laki-laki yang aku impikan. Dia dulu dan sekarang sangat berbeda. Aku dan dia adalah sepasang mantan pacar yang menjadi sahabat, dan berhubungan dekat seperti layaknya seorang pacar tanpa status itu, walaupun kita berdua sama-sama memiliki pacar,  dan itu dulu. Setelah 3 tahun terakhir, aku dan dia sudah memutuskan untuk bersama tanpa status pacar ataupun sebuah perkawinan. Dan inilah kami, sampai sekarang. Dia sekarang adalah seorang CEO sebuah perusahaan properti. Dia sangat suka berkeliling dengan limo dan sopirnya menikmati gilanya jalanan sambil meminum segelas wine. Itulah dia. Aku sangat tau dia melebihi pacar-pacarnya.
Pagi ini aku membuat sandwich untuk sarapan. Dan seperti biasa, dia terlihat sangat kacau, aku sudah bisa menebak, dia sedang disakiti oleh wanita lain.
“You look so mess, why?”
“Artis itu, seminggu ini aku tergila-gila dengannya, dan entah kenapa aku dibuat gila, dan semalam dia memutuskanku, tanpa alasan yang jelas, oh, aku gila, and I need you so today,”
No, aku harus kerja, don,”
Please..” rengekan dia itu, lelaki yang 7 tahun lebih tua dari aku itu memang benar-benar meluluhkan hatiku dan aku tidak akan mungkin bisa menolaknya.
Ok, tapi besok aku butuh waktu sendiri, ada deadline tulisan,”
“You are my little one,” dan dia mencium pipiku.
Hari ini aku menemani dia melimpahkan rasa sakit hatinya. Dan dia mabuk lagi dan lagi. Setelah selesai makan, kemudian dia meminum Ladybank Single Malt yang seharga 4.700 usd itu, membuat dia seperti orang gila. Terus-terusan membicarakan gadis itu. Inilah kebiasaanku, menunggu dia sampai mabuk dan tertidur. Saat-saat seperti ini sangat terlihat jauh dari umur dia sebenarnya.  Sambil menunggu dia terbangun aku mencoba menulis pekerjaanku, karena besok  deadline. Dan handphone Don pun terus saja berdering dengan nama ‘Dear Belle’ itulah gadis itu. Setelah 5 jam menunggu akhirnya Don pun mulai terbangun.
“Akhirnya, kamu bangun juga, big boy.” Kataku.
“Give me some lime,”
“Oke, nih. Oiya, daritadi dear belle kamu nelfon. Mungkin penting, coba kamu telfon balik.”
Really?!!” mata dia yang masih setengah sadar itu tiba-tiba terbelalak. Ya, begitulah Don ketika tergila-gila dengan wanita, dan itu biasanya berjalan sangat singkat.
“Lagi ga pengen bercanda, iyalah, serius, udah sana, go away from my bad, and call her up, then don’t disturb me, I have alot of deadline for tomorrow,”  dan dia pun keluar dari kamarku dengan kegirangan.  to be continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar