Jumat, 27 Maret 2015

3 Shortdays #2



# Day 1

Pagi ini adalah indah. Entah kenapa setiap pagi aku merasa seperti masih sekolah, aku begitu antusias untuk bangun, mandi, dan kemudian sarapan, dan kemudian ponselku berdering.
‘kring kring’
“Sudah siap?”
“Sure..”
“I’m in front of your door,”
“Oke dear, you’re always do the same way,” jawabku dengan senyuman sambil berjalan menuju pintu.
Alan adalah pacarku yang pertama dan sampai sekarang masih menjadi pacarku. Hari hari ku memang selalu menyenangkan dengannya. Pagi ini dia berencana menjemput dan mengantarku ke kantor, ya, karena kebetulan dia sedang holiday. Satu tahun ini aku sudah bekerja di majalah LF dan hidupku memang penuh dengan senyuman dan tawa. Sementara Alan meneruskan S2 di London, dan long-distance ini terasa sangat indah. Aku menikmatinya, benar-benar menikmati.
Hari ini aku memakai salah satu dress favoritku, Zara Leather Dress With Frill dan Pink Long Blazer With Roll Up Sleeve Zara dan dihiasi  Decorated Belt Zara dan tentunya Bucklet Messenger Zara Bag. Aku memang sangat antusias sekali saat membicarakan tentang dress, shoes, bags, belt, hat, and many more. Ketika aku mengenakan dress, aku seperti merasa ringan dan ceria dan dress adalah satu pakaian wajib untukku. Aku tidak pernah sekalipun memakai pants, mungkin karena sejak kecil aku selalu memakai dress. Dan ketika aku tidak memakai dress, I just feel like I’m naked.
“You look so cheer up today.”
“Thanks, dear, so, how’s your night?” kataku sambil berjalan menuju mobil.
Good, yesterday is the first night here since I back here, so, how about tonight?”
“Tonight? I don’t have any plan.”
“But I have a big plan for you.” Kata dia dengan sangat dingin dan sedikit senyuman liciknya.
“Yeah, you always have  a great plan, dear..”
Dan perjalanan menuju kantor sangat menyenangkan. Bak Andrea Sachs ketika aku mendengarkan lagu Suddently I See nya KT Tunstall setiap pagi.
I know, this is your daily playlist, right?”
“Yeah, this is one of my spirit.” Kataku sambil bergumam bernyanyi lagu suddently I See.
“Oke tuan putri, sudah sampai kantor kamu, nanti aku jemput jam?”
Five.”
Ok, take care.” Dan setelah ciuman di kening itu, finally, welcome to the fashion world, terikku dalam hati.
Aku berjalan dengan penuh antusias mengenakan Topshop Wand Cream Printed Espadrilles bersama aksen bunga nya.
Good morning..” sapaku dengan sangat ceria.
“Selamat pagi, mbak Andrea..” jawab cleaning service yang kebetulan sedang membersihkan lantai.
Hari ini memang sangat menyenangkan dan tiba-tiba sangat tidak menyenangkan ketika atasan mengatakan.
Deadline artikel fashion besok.”  Yeah, this is bad news and means that I don’t have much time with Allan today.
Karena memang waktu adalah berharga untukku dan Allan, jam makan siang sengaja aku habiskan untuk mengerjakan deadline artikel dan terpaksa aku harus menunda rasa lapar yang sangat ini. Sudah hampir 3 jam rasanya aku berada di depan laptop dan mata ini sedikit jenuh, pandanganku pun mengarah pada  jam tangan Louis Vuitton Mens Womens Coffee Belt, dan jam menunjukkan setengah 5, yah, kurang setengah jam lagi, not bad.
Akhirnya, I have done ! Pekerjaanku sudah sangat rapi kemudian dengan penuh semangat pun aku berkemas pulang, tapi sepertinya kantor sudah sangat sepi. Oh, aku pun membuka tas dan segera membuka handphone. Oh, damn ! Ini sudah jam 7 ternyata, dan Allan sudah menelfonku berkali-kali. Aku lupa bilang ke dia kalau aku lembur. Ah! Aku pun segera menelfon Allan.
Sudah 8 kali ini aku menelfon dia, dan dia tidak juga mengangkat. Baiklah, sepertinya dia marah, dan itu wajar. Bodohnya aku. Dengan sangat lemas aku pun menuju ke bawah, sepertinya aku harus naik taksi. Ketika aku hendak mencari taksi, tampak sebuah mobil terparkir sendiri di depan kantor, ‘Itu mobil Allan!’ teriakku dalam hati, dan aku pun segera menuju ke arah mobil itu. Aku tengok dari arah luar jendela tampak wajah Allan yang sangat pulas tertidur. Ternyata, dia menunggu ku selama itu sampai dia tertidur, mungkin itu alasan dia tidak mengangkat telfonku tadi. Oh, laki-laki ini memang selalu membuatku merasa lebih berharga.

‘Tok tok’
Aku pun mengetuk jendela mobil dari luar. Dan dia segera terbangun.
“Sorry dear, for today. Oh, you look so tired waiting on me.” Kataku.
“You know, you look more tired than me, may I guess, you haven’t lunch yet, right? I brought you a pizza,”
“Oh, I’m speechless.” Kataku ambil memandang dengan penuh sayang ke arahnya, dia memang segalanya, sabar luar biasa.
No more words, just eat. Maaf kalau sudah tidak hangat, you know, aku beli sejak jam 5 tadi, yah, sebenarnya sore tadi aku ingin mengajakmu melihat sunset sambil makan pizza,”
“Sorry.”
“Never mind, makan yang banyak ya sayang, biar gemukan, kamu terlihat sangat sangat lelah..” hibur dia sambil mengacak-acak rambutku.
Sepulang dari kantor dia pun mengantarku pulang ke apartemen, dia lebih memahamiku daripada diriku sendiri. Badan ini sebenarnya memang sudah sangat lelah.
“Let’s go home,”
“Aku ga mau pulang !” paksaku.
“Hey, kamu capek sayang, masih ada besok kan?”
“Kamu cuman disini 3 hari sayang, I want spend 3 days with only you,”
“Ga harus jalan keluar kan?”
“Pokoknya aku masih mau sama kamu, titik!”paksaku.
“Iya sayang, kita nonton bareng di apartemen, gimana? I will cook for you.”
“Promise?”
“Yes, I stay on your apartement until tomorrow morning.”
“Kelingking?”
“Iya sayang, janji kelingking.” Aku begitu saja percaya ketika jari kelingking ini menyatu. (to be continue)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar