Rabu, 11 Maret 2015

Lady and Exboss #3



Akhirnya setelah aku putuskan resign dari tempat kerja gila itu akupun mulai mengambil liburan ke Spanyol. Semoga setelah semua liburan ini hidupku menjadi baru di tempat kerja yang baru. Benar-benar sangat antusias. Bandara Soekarno-Hatta, mengawali jalanku menuju surga dunia. Di sana aku ada seorang sepupu yang siap menjadi tourist guide.
“Welcome, Spain.. so, how’s your flight?”
“I was really excited! I can not wait so long to arrive here.”
“Good, so, are you ready for Spain?”
“Sure!” jawabku dengan penuh semangat.
“I miss you so much, finally we met again after a long long years ago.”
“Yeah, finally, John, after 8 years.”
Spanyol, tempat liburan yang sangat menarik.
John, sepupuku sangat antusias menerima kedatanganku. Dan di sepanjang perjalanan aku hanya bisa berdecak kagum. Benar-benar indah. Hari-hari ku di Spanyol sungguh sangat menakjukan. Aku benar-benar melupakan that crazy dog.
Rasanya benar-benar antusias berada di sini. Sedihnya ketika hari ke 7 aku harus meninggalkan tempat ini. Mungkin aku belum siap menghadapi hidupku yang baru atau mungkin aku sudah sangat merindukan bos itu. Perasaan ini pun mulai berkecambuk.  
Malam terakhir ini aku pun mulai berbincang dengan John, ya, karena benar-benar aku membutuhkan seorang teman sekarang ini. Perasaan ini bergejolak, entah seperti apa.
“Hey, are you oke? You look so sad,”
“Ya, I don’t know what should I do after that, I just resigned from my office,”
“Seriously? Why don’t you tell me, I mean I could help you,”
“It sounds embrassing, I resigned just because I don’t like my Boss,”
“Just it?” Tanya John karena dia rasa ada bagian yang aku hilangkan.
“I don’t know, John. He is my ex boyfriend, and he always angry days by days, that’s crazy, I had have enough.”
“That’s why you resigned and you took a holiday?”
“Ya, I hope it can erase all my bad day yesterday, “
“Or you still love him so you sad because started from tomorrow you will never see him again?”
“Huhft, I don’t know my feeling right know, Its crazy, hik…”
“Its oke,” dan akupun tak kuasa untuk menahan semua rasa sedih ini di pundak John. Ya, aku bingung, kenapa rasanya tidak bersemangat untuk pulang ke Indonesia. Apa karena aku sudah tidak bisa lagi bertemu dengannya. Entahlah.   to be continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar