Satu minggu memang terasa sangat singkat. Waktu yang
selalu aku habiskan bersamanya seperti bagaikan satu kedipan mata. Dan hari ini
Bram harus kembali lagi ke Belanda. Baiklah, aku pun harus menjalan kemandirian
ini lagi. Cukup sudah dia memanjakanku.
“Ok, see you
next year,” itulah kata-kata yang mengawali perpisahan ini. Dan kejadian
buruk ini lagi-lagi terjadi di bandara. I
hate airport.
“Ya ya ya.” Dan tiba-tiba seorang wanita cantik
bertas LV itu datang menghampiri kami dengan jinjingan koper.
“Honey, hey, and
you?” kata dia kebingungan
sambil menunjuk ke arahku.
“Let me
introduce, she is my closest friend,”
“Oh, I see,
you must be Vela, right? I’m Viola, his girlfriend, nice to meet you..”
“Aa ee aa,
you’re right, I’m his friend, nice to meet you too.” Aku gugup, tak bisa berkata-kata, dan terdiam
beberapa saat. Bram ternyata punya pacar, sudah aku tebak. Dan tepat sekali
tebakanku itu. Hebat.
“Ok, Bram I think I must go, bye.” kataku. Dan mungkin jika dalam waktu 15 detik aku
tidak beranjak dari tempat ini, aku bisa memukul wanita ini, dan merobek-robek
wajah Bram. I have had enough! Dan
aku pun langsung berlari, aku harus segera meninggalkan pasangan itu.
“Hey vel, vel..!!!!”
Rasanya aku ingin lompat dari gedung bertingkat.
Rasanya aku ingin sekali memasukkan diri ke jurang. Rasanya aku ingin sekali
meminum obat nyamuk cair. Rasanya aku ingin menggantung diri. Ini yang sedang
aku rasakan sekarang. Bram sudah memiliki seorang gadis yang sangat sempurna.
Dan aku, bukanlah apa-apa lagi di mata dia. Baiklah, selamat Velly, kamu
sekarang resmi menjadi seorang wanita lajang yang sangat merana. Benar-benar
kasihan. to be continue
Tidak ada komentar:
Posting Komentar