Paris. Aku sangat menikmati saat-saat indah
ini. Aroma paris memang terasa seperti surga. I love this place. Melia, shopaholic, pretty, classy, rich, glamour,
brave, confident, fashionable, and I love her. Begitu pertama kali
menginjakkan kaki di Paris, dia pun mulai merangkul ku ke Avenue Montaigne dan dia mulai gila di sana. Chanel, Louis Vuitton (LVMH), Dior
dan Givenchy
dia sangat mencintai nama-nama itu. Dan tempat inilah yang membuatku sangat
merindukan Paris. Setelah menemani si gila fashion ini belanja kami pun
menghabiskan makan sore di sebuah restoran kawasan Avenue Montaigne, yaitu L’Avenue Resto, suasana outdoor membuat makan sangat
menyenangkan. Aku pun langsung memesan menu favorit ku, Beef Gorgiana 1986, yaitu tumisan antara tenderloin, jamur
bergalur, molases, dan rum.
Benar-benar nikmat, aku merasa seperti berada di era Gorgina tahun 1986. Kemudian dengan antusias Mel pun mulai memesan
menu andalan di restoran ini, Mignonettes
Mercurio 1978, yaitu tumisan daging terderloin, garlic, jamur, red wine, dan cream.
“Lo tau, tempat
ini adalah tempat favorit gue dan Stane, dulu, haha..”
“Gue tau, lo
punya sejuta kenanngan dengan satu juta lelaki, you are a player, right?”
“No, I’m just a tester, haha..”
“Hahaha, I know you, lo emang suka dengan
hal-hal yang baru,”
“Dan lo selalu
terperangkap dengan masa lalu lo, itu sangat menyedihkan”
“I know, gue
sayang Don, dan sampe sekarang sayang itu selalu ada, dan lo tau kan udah
berapa kali dia berniat ngelamar gue, dan gue selalu nolak, karena tiap kali
dia ngomong hal serius itu selalu aja ga tepat, yang gue masih jadian sama
Andra lah, yang gue pas lagi deket sama Dion lah, dia emang selalu ada-ada aja,
mel. Kadang di saat gue pengen ngejalanin hubungan yang wajar sama dia, giliran
dia tergila-gila dengan Belle lah, Andien lah, atau si bule Kate lah. Mungkin
emang ini jalan yang paling baik buat kita berdua,”
“Gue ga suka tingkah Don ke lo, you know, I hate his attitude, not a Don as
a human, and you know what, it just because he always hurt you again and
again.”
“Yeah,
and I really enjoy with this kind of feeling.”
“As
your friend, I just suggest you to think back about what kind of relatonship
between you and Don, if you don’t want a kind of formal or serious commitment,
just let him go, I know Don, he is a kind of man who want a serious
relationship, you know how old are he, right?”
“Ok, I
will think it back, dan sekarang Don udah ga kayak dulu lagi, dia emag udah
berubah jadi apa yang gue mau, tidak begitu mempedulikan dengan status.”
“Dan lo bahagia dengan itu?”
Akhirnya akupun tidak bisa menjawab
pertanyaan Mel. Dia memang pandai sekali membuatku terpojok dan memikirkan
kembali hal – hal itu secara matang. Tepat, dia pandai sekali membuatku tidak
bisa tidur semalaman.
Malam ini aku memikirkan kata-kata Mel, dan
ada benarnya juga. Aku egois sekali kalau terus-terusan memikirkan yang aku
mau, selama ini hubungan yang tidak jelas dengan Don adalah keputusan sepihak,
itu yang aku mau, dan Don menurutinya. Tanpa aku memikirkan apa yang Don mau.
Walaupun aku pikir sekarang sia-sia, sepertinya Don sudah mulai menikmati semua
aturan yang aku buat dengan penuh
keegoisan itu. to be continue
Tidak ada komentar:
Posting Komentar