Sudah lama rasanya tidak mendengar kata privat party. Rindu juga dengan suasana
itu. Dan aku mempersiapkan malam ini dengan memakai dress favorit ku dan Belle
pun manggunakan skirt yang senada. Kita memang sangat serasi. Jam 7 malam, dan
belum ada kabar dari Lola. Sepertinya aku harus menelfon dia.
“Hallo, lol, lo jadi jemput gue ga sih? Kok jam segini belum aja lo kesini?”
“Duh, sorry,
gue lupa ngomong sama lo, kayaknya gue ribet banget ngurusin ini itu, si Andra
jemput ke rumah lo kok.”
“Gue belum kenal dia, dan lo biarin aja gitu gue
jalan ke sana sama orang yang ga gue kenal? Gila lo.. it just like a blind date. Jangan-jangan lo emang sengaja.”
“Beneran, gue repot banget, sorry yaaa.. Bentar lagi dia sampe rumah lo kok..”
“Iye iye, kalo tau gitu kan mending gue berangkat
sendiri aja,”
“Lo tunggu ya, kan dia udah baik jemput lo..”
“Iya iyaa..”
Beberapa menit kemudian.
‘Ting tong’
“Bentaaar..” teriakku dari dalam
“Benar ini rumah Felly?”
“Gue Felly, hmmm, lo pasti temen Lola ya?”
“Ya, gue Andra” De javu.
“Jadi ngrepotin nih, gue ga ngerti deh jalan pikir
si Lola, sorry ya..”
“Its ok,
gue juga ga bakalan tega ngeliat cewek nyetir sendirian ke atas.” Jawabnya dengan
sangat gagah.
“Ok, because
you are a man, hehe..” jawabku basa basi.
“Udah siap?”
“Yup, bentar bentar, si Belle ketinggalan..”
“Is there
someone else?”
“Nope, she is my
girl.”
“Sorry, you have
a daughter?”
“Yup. Wait, gue ambil dulu, lo tunggu di mobil
aja dulu..”
Beberapa menit kemudian
“Lets go!!!”
kataku dengan semangat. Entah kenapa ada
keceriaan yang muncul saat aku bersama dia. 15 menit dalam perjalanan, kita
hanya terdiam. Baiklah, kali ini aku memang benar-benar speechless.
“Lo, udah berapa lama punya Belle?” dan akhirnya dia
pun mengawali pembicaraan.
“3 tahun, semenjak nyokap meninggal cuma Belle dan
tas ini yang Mama tinggalin.”
“So sorry to
hear that.”
“Its Ok,
lo sendiri?”
“Udah 2 tahun. Yah, sejak gue merantau di Solo, dia
satu-satunya temen gue.”
“Oh, gue denger anjing lo sakit ya?”
“Yah, dan 1 bulan
ini gue full jagain dia,”
“Lo ga kerja?”
“Nope, i just
spend my time for him this month.”
“Gue ngerti rasanya, oiya, lo kerja di?”
“I hav my own business and working in a advertisement
actually, but I just quit from this job. Karena sakitnya Brendy aku putuskan
resign dari kantor..”
“Oh, gitu.” Bau parfum dia. Benar-benar maskulin,
rasanya ingin sekali aku dipeluk dan menempel dengan bau itu. Tuhan, maafkan
otak kotor ku ini. Tapi rasanya aku benar-benar tidak tahan dengan godaan bau
ini. Sepertinya aku berkhayal dan berharap terlalu tinggi.
Sesampainya di sana Lola pun menyambut dengan sangat
gembira.
“Hey, kalian, akhirnya udah dateng juga, thanks ya udah mau dateng ke party gue. Kita udah nunggu, yuk
masuk..”
“Yeah..” jawabku singkat karena masih sedikit kesal
dengannya.
Suara riuh, wine, dan tequila benar-benar
membangkitkan semangatku. Ini adalah duniaku dulu, sebelum Mama meninggal,
sebelum aku mencari uang dan mengurus Belle sendiri. Saat aku duduk menikmati
tequila, laki-laki beraoma maskulin mahal ini pun menghampiriku.
“Lo ga ikut kesana?”
“I miss this
taste, udah lama gue ga minum alkohol, I
just enjoy this tequila,lo?”
“Gue ga tenang ninggalin si Brendy sendiri di sana.”
“Lo mau gue temenin balik dan memastikan keadaan dia
baik-baik aja?”
“If you dont
mind.”
“Its ok,
gue juga udah cukup puas dengan minuman ini,” dan dia hanya membalasnya dengan
senyuman.
Perjalanan begitu sepi. Aku mengerti, mungkin
dipikirannya hanya ada rasa cemas dan khawatir tentang Brendy. Dia benar-benar
sayang dengan Brendy, ya seperti sayangku dengan Belle. It cant describe with many thousands words.
Sesampainya di klinik dia pun berlari menuju klinik
dan bergegas melihat keadaan Brendy. Dari kejauhan dia hanya terdiam. Aku pun
bergegas menghampirinya.
“Bener perasaan gue.” Kata dia pelan.
“Brendy.. Lo sabar
ya..”
Dia pun menghampiri Brendy dan memeluk anjing besar itu. Saat dia membuka
kaca matanya, terlihat sosok yang berbeda. Mataku langsung terbelalak. Bukankah
dia?? Otak ini seketika berputar. Harusah aku memastikan sekarang? Dalam
keadaan seperti ini? Sepertinya kurang
tepat. (to be continue)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar