Pagi ini badanku lemas, mungkin
karena semalam terlalu lelah. Karena demam, Bunda mengharuskanku untuk tidak
masuk sekolah dan memaksaku untuk pergi ke dokter. Aku benci suntikan !
“Sayang, ke dokter ya?”
“Ga mau!”
“Biar besok bisa ke sekolah, yah?”
Bunda terus saja memaksaku.
“Ga !”
“Kalo Tiana ga mau ke dokter nanti
Tiana sakit terus, kalo sakit Tiana ga boleh menikah, gimana?”
“Iya, Tiana mau ke dokter,”
Sudah 1 minggu aku tidak masuk
sekolah, dan badanku masih lemas sekali. Kalau sakit begini kapan aku menabung
uang jajan untuk membeli mobil agar bisa menikah. Aku pun memaksakan diri untuk
menahan rasa sakit di depan Ayah dan Bunda dan mencoba terlihat sehat.
“Bunda, besok Tiana boleh ke
sekolah yah, kan udah sehat?” rengekku sambil terus memegangi tangan Bunda.
“Yakin Tiana udah kuat ke sekolah?”
“Iya Bunda, uang jajan Tiana yang
kemaren gimana Bun?”
“Tiana pengen beli apa memangnya?
Ga biasanya minta uang jajan lebih.”
“Uang jajan yang kemaren Tiana
minta boleh ya, Bun? Mau Tiana tabung biar cepet bisa beli mobil, bun..”
“Dasar, kamu ini, iya, nanti Bunda
kasih,” (to be continue)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar