Akhirnya aku pun
kembali ke rumah. Setelah satu minggu rasanya sangat lama sekali, I really miss Don so much. Sesampainya di
rumah seperti biasa, Don belum ada di rumah. Setelah kepulanganku dari Paris
aku banyak menghabiskan waktu dengan menyendiri, dan sekarang aku masih
menyendiri dengan lagu nothing last
forever yang aku putar lagi dan lagi. Ini yang sedang aku rasakan. Dia
memang benar-benar indah, aku cinta dia, tapi kadang aku merasa tiba-tiba
kehilangan dia, entah kenapa perasaaan memiliki dia sementara membuatku sangat gila. Dia datang dengan tiba-tiba,
ikatan pun tidak ada diantara kita, tapi yang aku rasakan dia sudah seperti
orang yang benar-benaraku sayang, begitu juga dia. Aku memang tidak suka dengan
sebuah hubungan, ya, I dont want this kind of relationship bind me. Dan wajar,
kalo ini aku rasakan, karena aku sendiri yang membuat aturan ini. Kadang dia
menentang ini, dan tiba-tiba selalu luluh dan meng-iya kan semua
argumen-argumenku. Yang menjadi prinsipku adalah, aku benci sebuah hubungan
dengan satu kata ikatan, entah pacaran, suami istri, atau yang lainnya. Dengan
kata ikatan itu membuat kita untuk tidak sebebas dulu. Ya, aneh, tapi menurutku
itulah yang membuatku sanagt menikmati hidupku. Hubungan itu hanya didasari
rasa percaya tanpa ada ikatan apapun.
Entah setan
cupid apa yang merasuki otakku, aku bingung dan kesal. Rasanya aku benar-benar
muak dengan semuanya, aku terjepit dalam keadaan yang aku desain sendiri. Dulu
dia memaksaku untuk membuat hubungan ini menjadi formal, dia ingin melamarku,
kemudian menikahiku, dan aku selalu menolaknya mentah-mentah dengan ribuan
argumen. Sudah 3 tahun aku meyakinkan dia, dan akhirnya, masa inilah yang
sebenarnya aku inginkan. Dia mulai sangat menikmati sebuah hubungan tanpa
ikatan ini. Dan aku, mulai ragu dengan aturan itu sendiri. Aku mulai merasa dia
seperti hantu, yang dengan bebasnya keluar masuk rumah, tidur dan lain
sebagainya, dan kemudian pergi tanpa kabar berhari-hari.
“Loni, what are you doing here? Cold
outside, young girl,”
“Hmmm, finally you’re home, masuk duluan
aja, aku lagi pengen disini sendirian,”
“Are you ok?”
“Yeah, I’m fine.”
“Ok..” dan kemudian tanpa rasa peduli dia
meninggalkanku. Itulah dia sekarang. Itulah dia yang aku inginkan selama ini.
Aku selalu menanamkan bahwa aku dan dia punya dunia sendiri, kadang kita harus
punya wantu untuk sendiri, dan apapun itu, tidak ada yang boleh mengganggu
ketika salah satu dari kita mengatakan bahwa ‘aku ingin sendiri’. Sebenarnya
hari ini bukan itu yang aku inginkan, aku ingin dia peduli denganku, menanyakan
keadaanku, menghiburku. to be continue
Tidak ada komentar:
Posting Komentar