Pagi-pagi sekali Bram sudah membangunkanku. Ya, dia
memulai kebiasaan dia yang dulu, mengacak-acak kamarku dengan lemparan bantal
dan guling.
“Emmhhh, apaan siiih!!! Masih subuh tau!!!”
“Udah jam 9, kamu ga kerja?”
“Oh my God!!!!”
aku pun kelimpungan mengambil handuk, dan segera berlari ke kamar mandi.
Matilah aku kalau aku harus telat dan telat lagi ke kantor, bisa bisa aku dapat
SP3. Jangan sampai.
Beberapa menit kemudian di dalam mobil.
“Apa kamu sekelimpungan ini tiap pagi?”
“Mungkin.”
Dan setelah melewati beberapa blok dari rumah.
“Oh my..
Kenapa gue masih pake sendal?!!!”
“Hahahaha, you’re
right, you look so
mess, I mean, messer, hahaha..”
“Kayaknya kita musti puter arah deh buat ambil
sepatu,”
“Udah, daripada kamu sangat terlambat, lebih baik
pakai sepatu itu deh, di belakang ada heels
temen aku, sepertinya seukuran sama kamu,” tanpa harus berfikir aku pun
langsung memakai sepatu mahal itu. Selanjutnya, timbul sejuta pertanyaan besar.
Kemaren saat makan, tiba-tiba ada seorang gadis cantik menghampiri Bram, dan
sekarang ada sepasang sepatu berhak tinggi di mobil Bram. Ini memang
benar-benar aneh. Dia sekarang seperti sebuah teka-teki, dan tidak seterbuka
dulu.
“Do you have a
girl..” belum sempat aku melanjutkan pertanyaan itu Bram pun memotong
perkataanku.
“Udah sampai, kamu ga mau kan kena SP3?”
“Ya ya ya, Ok, bye,”
“Yes, take
care..”
Fash magazine, sudah setahun ini aku bekerja sebagai
stylish di tempat ini, selain freelance aku menjadi fotografer di beberapa majalah lain. Aku
mencintai segala sesuatu dengan kamera. Dan aku sangat suka sekali
bereksperimen dengan segala sesuatu yang tidak masuk akal. Aku sangat mencintai
pekerjaanku, kecuali satu hal, ya, benar, adalah jam kantor. Itu harus
memaksaku untuk bangun pagi dan kelimpungan setiap hari. Membuat hari-hari ku
serasa dikejar deadline. Bahkan deadline waktu ini jauh lebih menyiksa
daripada deadline pekerjaanku sendiri. Selain itu setiap bulan aku pun mengisi
sebuah kolom style add di sebuah
majalah fashion lain.
Tepat pukul 5 sore. I need a cup of coffee. Dan Bram sudah di depan kantor.
“Hey,”
“Yeah, I need a
cup of coffee, maybe we should go to coffee shop first.”
“Baiklah,”
Dan saat aku masuk ke mobil Bram tercium bau parfum
yang sangat menyengat. Aku hafal sekali bau ini, ini adalah bau parfum Dior. Ya, bau parfum seorang wanita.
“It smell so
Dior.” Sindirku
“Ya, you have a
great smell.”
“Ya, oiya, hari ini lo ada acara ga?”
“Wanna have some
shopping?”
“Yes,”
“Ok, Miss
shopaholic, I’m on you..”
“Yippie...” aku sangat senang dan antusias. Dan
sekarang aku merasa seperti seorang selingkuhan, entah kenapa.
Kami menghabiskan hari ini dengan berbelanja, inilah
saat yang sangat aku nanti selama satu tahun. Sungguh sangat menyenangkan.
Seandainya. Aku bisa melakukan ini setiap saat. to be continuehttp://dewankusmono.blogspot.com/2015/03/lady-and-exboss-3.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar