Aku kesal pada semua orang. Mereka
tidak membawaku pulang ke rumah, bahkan mereka membawaku menginap di tempat
yang aneh ini, apalagi orang-orang di sini. Semua terlihat pucat, botak, dan
tidak bersemangat. Kata Bunda mereka adalah teman-temanku, tapi aku tidak mau
seperti mereka. Aku tidak bisa lagi melihat pernikahan bersama Ayah dan Bunda,
aku tidak bisa lagi menonton film Barbie setiap pagi, aku tidak bisa lagi
memilih dan berdandan seperti Bunda, rasanya mengerikan sekali. Walaupun Ayah
dan Bunda sangat sering mengunjungiku, tapi tetap saja berbeda, aku masih
kesepian dan seolah berada di planet lain. Apa jangan-jangan aku diculik oleh alien dan berada di ufo? Mungkin benar, karena orang-orang di sini tidak memiliki
rambut, sama seperti alien.
Di rumah baru ku ini aku lebih
senang bermain sendiri bersama boneka-boneka barbie ku. Aku merasa asing. Apalagi ada anak laki-laki botak yang
selalu saja melihatku. Kadang dia duduk di sebalahku terus mengamatiku.
“Kamu mau apa? Mau menggangguku
ya?” kataku dengan sedikit ketakutan.
“Namaku Arsa, kamu?” dia
menyodorkan tangannya.
“Aku Tiana.” Jawabku sedikit kesal.
“Kamu sakit seperti kita juga ya?”
“Enggak, aku sehat kok.”
“Trus, kenapa kamu bisa di sini?”
“Bunda aku yang minta, katanya
setelah 2 bulan di sini aku boleh menikah.”
“Menikah? Apa itu?”
“Menikah itu seperti Ayah dan
Bunda, ketika aku memakai gaun berwarna pink, dan kamu memakai dasi berwarna
pink, kamu ga pengen menikah?”
“Aku ga tau, aku cuma pengen
rambutku bisa tumbuh lagi.”
“Emang rambut kamu kemana?”
“Dulu aku punya rambut, aku bisa
menyisirnya tiap hari, tapi semenjak sakit kanker rambutku mulai rontok,”
“Kamu lucu, kayak tuyul, hehehe..”
“Liat saja, paling sebentar lagi
kamu juga botak.”
“Ga mungkin, aku kan ga kayak
kamu.” (to be continue)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar