# Day 1
Pagi ini
adalah indah. Entah kenapa setiap pagi aku merasa seperti masih sekolah, aku
begitu antusias untuk bangun, mandi, dan kemudian sarapan, dan kemudian
ponselku berdering.
‘kring kring’
“Sudah siap?”
“Sure..”
“I’m in front of your door,”
“Oke dear, you’re always do the same way,” jawabku dengan senyuman sambil berjalan menuju pintu.
Alan adalah
pacarku yang pertama dan sampai sekarang masih menjadi pacarku. Hari hari ku
memang selalu menyenangkan dengannya. Pagi ini dia berencana menjemput dan
mengantarku ke kantor, ya, karena kebetulan dia sedang holiday. Satu tahun ini aku sudah bekerja di majalah LF dan hidupku
memang penuh dengan senyuman dan tawa. Sementara Alan meneruskan S2 di London,
dan long-distance ini terasa sangat
indah. Aku menikmatinya, benar-benar menikmati.
Hari ini aku
memakai salah satu dress favoritku, Zara Leather Dress With Frill dan Pink Long
Blazer With Roll Up Sleeve Zara dan dihiasi Decorated
Belt Zara dan tentunya Bucklet
Messenger Zara Bag. Aku memang sangat antusias sekali saat membicarakan
tentang dress, shoes, bags, belt, hat, and
many more. Ketika aku mengenakan dress,
aku seperti merasa ringan dan ceria dan dress
adalah satu pakaian wajib untukku. Aku tidak pernah sekalipun memakai pants, mungkin karena sejak kecil aku
selalu memakai dress. Dan ketika aku
tidak memakai dress, I just feel like I’m
naked.
“You look so cheer up today.”
“Thanks, dear, so, how’s your night?” kataku sambil berjalan menuju mobil.
“Good, yesterday is the first night here
since I back here, so, how about tonight?”
“Tonight? I don’t have any plan.”
“But I have a big plan for you.” Kata dia dengan sangat dingin dan sedikit senyuman liciknya.
“Yeah, you always have a great plan, dear..”
Dan perjalanan
menuju kantor sangat menyenangkan. Bak Andrea
Sachs ketika aku mendengarkan lagu Suddently
I See nya KT Tunstall setiap pagi.
“I know, this is your daily playlist, right?”
“Yeah, this is one of my spirit.” Kataku sambil bergumam bernyanyi lagu suddently I See.
“Oke tuan
putri, sudah sampai kantor kamu, nanti aku jemput jam?”
“Five.”
“Ok, take care.” Dan setelah ciuman di
kening itu, finally, welcome to the
fashion world, terikku dalam hati.
Aku berjalan
dengan penuh antusias mengenakan Topshop
Wand Cream Printed Espadrilles bersama aksen bunga nya.
“Good morning..” sapaku dengan sangat
ceria.
“Selamat pagi,
mbak Andrea..” jawab cleaning service
yang kebetulan sedang membersihkan lantai.
Hari ini
memang sangat menyenangkan dan tiba-tiba sangat tidak menyenangkan ketika
atasan mengatakan.
“Deadline artikel fashion besok.” Yeah, this is bad news and means that I don’t have
much time with Allan today.
Karena memang
waktu adalah berharga untukku dan Allan, jam makan siang sengaja aku habiskan
untuk mengerjakan deadline artikel
dan terpaksa aku harus menunda rasa lapar yang sangat ini. Sudah hampir 3 jam
rasanya aku berada di depan laptop dan mata ini sedikit jenuh, pandanganku pun
mengarah pada jam tangan Louis Vuitton Mens Womens Coffee Belt, dan jam menunjukkan setengah 5, yah, kurang setengah jam lagi, not bad.
Akhirnya, I have done ! Pekerjaanku sudah sangat
rapi kemudian dengan penuh semangat pun aku berkemas pulang, tapi sepertinya
kantor sudah sangat sepi. Oh, aku pun membuka tas dan segera membuka handphone. Oh, damn ! Ini sudah jam 7
ternyata, dan Allan sudah menelfonku berkali-kali. Aku lupa bilang ke dia kalau
aku lembur. Ah! Aku pun segera menelfon Allan.
Sudah 8 kali
ini aku menelfon dia, dan dia tidak juga mengangkat. Baiklah, sepertinya dia
marah, dan itu wajar. Bodohnya aku. Dengan sangat lemas aku pun menuju ke
bawah, sepertinya aku harus naik taksi. Ketika aku hendak mencari taksi, tampak
sebuah mobil terparkir sendiri di depan kantor, ‘Itu mobil Allan!’ teriakku dalam hati, dan aku pun segera menuju
ke arah mobil itu. Aku tengok dari arah luar jendela tampak wajah Allan yang
sangat pulas tertidur. Ternyata, dia menunggu ku selama itu sampai dia
tertidur, mungkin itu alasan dia tidak mengangkat telfonku tadi. Oh, laki-laki
ini memang selalu membuatku merasa lebih berharga.
‘Tok tok’
Aku pun
mengetuk jendela mobil dari luar. Dan dia segera terbangun.
“Sorry dear, for today. Oh, you look so tired
waiting on me.” Kataku.
“You know, you look more tired than me, may I guess,
you haven’t lunch yet, right? I brought you a pizza,”
“Oh, I’m speechless.” Kataku ambil memandang dengan penuh sayang ke arahnya, dia memang
segalanya, sabar luar biasa.
“No more words, just eat. Maaf kalau
sudah tidak hangat, you know, aku
beli sejak jam 5 tadi, yah, sebenarnya sore tadi aku ingin mengajakmu melihat sunset sambil makan pizza,”
“Sorry.”
“Never mind, makan yang
banyak ya sayang, biar gemukan, kamu terlihat sangat sangat lelah..” hibur dia
sambil mengacak-acak rambutku.
Sepulang dari
kantor dia pun mengantarku pulang ke apartemen, dia lebih memahamiku daripada
diriku sendiri. Badan ini sebenarnya memang sudah sangat lelah.
“Let’s go home,”
“Aku ga mau
pulang !” paksaku.
“Hey, kamu
capek sayang, masih ada besok kan?”
“Kamu cuman
disini 3 hari sayang, I want spend 3 days
with only you,”
“Ga harus
jalan keluar kan?”
“Pokoknya aku
masih mau sama kamu, titik!”paksaku.
“Iya sayang,
kita nonton bareng di apartemen, gimana? I
will cook for you.”
“Promise?”
“Yes, I stay on your apartement until tomorrow
morning.”
“Kelingking?”
“Iya sayang,
janji kelingking.” Aku begitu saja percaya ketika jari kelingking ini menyatu. (to be continue)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar