Minggu, 05 April 2015

From Slummy To Gucci #4



Hari ini adalah hari pemakaman ibu. Aku sebatang kara sekarang, dan tidak ada lagi yang mendengar cerita ku setiap hari tentang perjalananku di fashion street. Mungkin aku harus membiasakan diri untuk berbicara pada diri sendiri. Dan Elle pun datang mendampingku di pemakaman ibu. Rasanya ingin sekali aku menunjukkan kepada ibu bahwa semua mimpiku ini akan menjadi kenyataan. Waktu peragaan busana semalam ada beberapa investor berani memberikan aku modal untuk membangun sebuah butik. Ibu, aku ingin sekali menceritakan hal besar ini. Ibu, aku ingin sekali membutikan bahwa perjuangan ibu tidak sia-sia. Ibu aku ingin sekali membelikan tas Gucci impian ibu. Ibu, seharusnya hari ini aku memamerkan tas Gucci yang ibu impikan selama ini. Ibu, seharusnya sekarang kita sedang duduk bersama dan dengan antusias kamu mendengar semua cerita mengagumkan semalam. Ibu, aku mohon, berikan aku sedetik untuk memberikan kado Gucci ini untuk ibu.
Semenjak hari ini, aku pun mulai hidup lebih baik, tanpa ibu. Rasanya menyesal sekali tidak bisa memberikan kebahagiaan kepada ibu sebelum dia meninggal. Kenapa hidup yang lebih baik dan layak bersama impianku ini ada setelah kepergian ibu? Mungkin Tuhan terlalu adil untuk mengatur segalanya.
1 tahun kemudian, aku bersekolah di sebuah sekolah desain di Jakarta sambil menjalankan bisnis butik yang sudah saya bangun bersama para investor.
4 tahun kemudian, akhirnya, aku tidak hanya bisa menikmati etalase di fashion street, tapi aku adalah pemilik salah satu etalase di sana. Terima kasih Tuhan. Terima kasih ibu.  (END)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar