Sabtu, 04 April 2015

From Slummy To Gucci #2



Hari ini aku berniat untuk membolos sekolah, ibu sakit, aku tidak tega meninggalkan dia sendirian. Berniat untuk membawa ke rumah sakit tapi takut tidak bisa menebus biaya nya. Aku pun membawa ibu ke puskesmas, yah, mereka bilang ibu harus segera dirujuk ke rumah sakit. Uang darimana? Uang dari memulung saja tidak mungkin cukup untuk makan, apalagi menebus obat dan biaya rumah sakit. Sampai akhirnya dokter puskesmas memaksa ibu untuk rujuk ke rumah sakit. Kata dokter, ini masalah nyawa, sudah tidak bisa ditolelir.
“Ga bisa dirawat dirumah aja ya dok? Memangnya ibu sakit apa dok?”
“Hmm, bisa saya bicara dengan ayah kamu?”
“Ayah sudah meninggal dok, hanya saya yang ibu punya, memangnya ibu sakit apa dok? Separah itu kah?”
“Baiklah, karena ini urgent, saya harus sampaikan, ibu kamu terkena kanker sumsum tulang belakang, dan sudah masuk stadium 4.”
“Tapi, ya Tuhan..”
Dan dengan terpaksa ibu harus dibawa ke rumah sakit. Aku mulai memutar otak bagaimana mendapatkan uang sekian juta untuk membayar semua biaya ibu. Ini ibu, lebih berharga dari apapun. Aku bingung, aku linglung, dan aku berjalan seolah tidak melihat apapun. Sampai akhirnya, BRUK!!!
“Aww!!!!”
“Maaf maaf, saya tidak sengaja..” kataku ketakutan. Kemudian wanita itu bangun.
Its ok, loh, kamu Anjani kan? Kita satu sekolah kan?”
“Elle? Maaf banget udah nabrak kamu tadi, aku bener-bener ga sengaja..”
“Gapapa lagi, oiya, kenapa akhir-akhir ini kamu ga masuk sekolah?”
“Oh itu, ibu aku sakit, kamu sendiri? Siapa yang sakit?” jawabku sambil sedikit bangga, ternyata Elle peduli juga.
“Mama ku sakit,” wajah cantik Elle tiba-tiba tersapu oleh air mata.
“Mungkin kamu butuh teman cerita?”
“Sepertinya, sebenarnya ini rahasia, kamu janji ga bilang ke siapapun, terutama ke media?”
I promise.”
“Mama aku kena jantung kronis, rencana sih mau dibawa ke singapure, cuman aku bener-bener bingung, bulan depan Mama bakalan ngadain fashion show, dan semua udah fixed, I dont know gimana cara nyelesein semua kerjaan mama, aku ga bisa design sama sekali.”
So sorry to hear that, aku yakin kamu bisa,”
Not in this situation, right? Nyokap lagi sekarat. Kamu sendiri, you look like in bad situation?”
“Kamu bisa menebak lah, masalah biaya, ibu aku kena kanker, dan butuh biaya yang ga mungkin aku dapat hanya dengan memulung..”
I have good idea, yah, ini semacam kerja sama,”
“Maksut kamu?”
If you help me to prepare my mom’s fashion show, I wil pay all your mother’s bills, gimana?”
“Tapi aku bisa apa?”
“Hey, aku ga buta, aku tau koleksi sketsa2 desain kamu, aku tau setiap sore kamu lewat di fashion street, aku sering liat kamu, bahkan hampir setiap aku ke sana, pasti aku lihat kamu, you have such a  natural sense of fashion,”
“Kamu bercanda kan pasti? Aku masih ga percaya..”
“Yah, kalo kamu mau sih...”
“Jelas saya bersedia...”
“OK, Deal?”
“Deal!!” dengan penuh suka cita aku membalas jabatan tangan yang membawa ku menuju realita. (to be continue)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar