Selasa, 12 Mei 2015

Jess and Noah #4



Ya, lumayanlah badan ini sakit menabrak seorang gadis kecil.  Aku mulai penasaran dengan semua yang ada di dalam isi tasnya. Rokok, minuman keras, gunting, dan sebuah korek api ciri khas  orang jaman dulu. Ya, dia melupakan korek apinya, aku rasa korek api ini bukan korek api biasa, ada sebuah cerita dibalik korek ini.
Aku pun duduk sambil menikmati hangatnya espresso sambil terus melihat ke arah jalan dimana aku menabraknya, bukan, dia menabrakku. Dan ini mulai menghantuiku setiap hari.
Keesokan harinya aku sengaja kembali ke Nels Cafe dan berharap bisa melihat gadis itu lagi. Ya, rasa penasaran ini pun sudah sangat tidak terkendali sekalipun aku menyadari bahwa itu mustahil.
2 hari kemudian aku pun kembali ke tempat itu, di jam yang sama. Dan sejak saat itu, setiap jam 5 sore rutinitas untuk  berkunjung ke kafe ini pun menjadi hal wajib untukku. Entah kenapa aku ingin sekali mengembalikan korek api ini kepada gadis itu dan ingin sekali lagi memandang wajahnya dan melihat ke arah matanya. Khayalanku mulai meninggi dan meninggi. Tidak seperti hari-hari ku sebelumnya yang aku rasa terlalu monoton, sejak hari itu hidupku berubah, dan perasaan ini mulai bergejolak. (to be continue)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar