Jumat, 08 Mei 2015

Jess and Noah #2


Pagi ini aku mulai dengan menempelkan sebuah permen karet di bawah meja makan. Dan Mama pun bereaksi secara spontan.
“Astaga ini anaaak, ampun deh bandelnya, itu permen karet dibuang di sampah!”
“Aduh Ma, take it easy,” kataku sambil mengunyah sandwich buatan Mama.
“Buang se ka rang!” dan mata melotot itu langsung membuatku bangun dari kursi dan segera membuang sisa permen karet.
“Mam, aku berangkat dulu ya, hari ini ada kuliah.” Dengan bergegas aku mulai mengambil Mochilla hand-woven cotton shoulder bag dan berlari sambil menyambar kunci mobil.
“Mama belum selesai bica...” dan suara itu pun perlahan menjauh dari pendengaranku.
Mobil, rokok, dan musik, this is my real home. Rasanya aku tidak tahan jika harus berlama-lama di rumah, maafkan aku Ma, mungkin ini adalah pelampiasanku setelah Mama bergonta-ganti pacar setelah kepergian Papa.
Dan arah mobil ini berbelok ke arah makam Papa, ya, aku kangen Papa.  Hanya di makam ini aku bisa mengeluarkan air mata, mencurahkan semua isi hati. Naif memang, tapi inilah caraku.
“Pa, aku kangen Papa, aku kangen duduk di teras sambil merokok sama Papa, aku kangen pergi tengah malam sama Papa, aku kangen duduk di atas loteng sama Papa, aku kangen ketawa Papa, aku kangen gelitikan papa,” dan dengan segera air mata ini mulai berkaca.  (to be continue)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar