Rasanya
3 minggu ini tidak sia-sia ketika melihat seorang gadis kecil itu berlari masuk
dengan basah kuyup dan bergegas naik dan masuk ke sebuah ruangan. Aku rasa dia
pemilik kafe ini atau orang penting di tempat ini. Aku pun segera memanggil
salah satu pelayan di kafe ini.
“Ada
yang bisa saya bantu, Pak?”
“Saya
mau tau, siapa gadis yang basah kuyup tadi? Maksud saya, apa dia pemilik kafe
ini?”
“E,maaf
pak, mungkin yang bapak maksud Mbak Jesse,”
“O,
Jesse namanya,”
“Iya
Pak, ada yang bisa saya bantu lagi?”
“Saya
ingin mengembalikan sesuatu ke dia, apa saya bisa menemuinya ke atas?”
“Hmm,
saya mohon maaf Pak, tapi tidak boleh siapapun naik ke kantor atas selain ibu
Jesse dan pemilik kafe ini, Pak.”
“Baiklah,
kalau begitu apa saya bisa menemui pemilik kafe ini sekarang?”
“Mohon
maaf pak, kebetulan Ibu Nels nya tidak ada di tempat, “
“Baik,
terima masih.”
Selang
beberapa menit setelah itu tampak Jesse berlari keluar. Spontan kaki ini
langsung mengejarnya. Hujan lebat, rasa khawatir tiba-tiba mendera seluruh perasaanku.
“Hey!”
teriakku. Tanpa menengok sedikitpun dia mulai menaiki mobilnya dan melaju
dengan sangat kencang. Baiklah, kali ini usahaku sia-sia. Aku pun beranjak dari
tempat ini sambil menggenggam korek api kecil ini. (to be continue)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar