Ya,
lumayanlah badan ini sakit menabrak seorang gadis kecil. Aku mulai penasaran dengan semua yang ada di
dalam isi tasnya. Rokok, minuman keras, gunting, dan sebuah korek api ciri
khas orang jaman dulu. Ya, dia melupakan
korek apinya, aku rasa korek api ini bukan korek api biasa, ada sebuah cerita
dibalik korek ini.
Aku
pun duduk sambil menikmati hangatnya espresso sambil terus melihat ke arah
jalan dimana aku menabraknya, bukan, dia menabrakku. Dan ini mulai menghantuiku
setiap hari.
Keesokan
harinya aku sengaja kembali ke Nels Cafe dan berharap bisa melihat gadis itu
lagi. Ya, rasa penasaran ini pun sudah sangat tidak terkendali sekalipun aku
menyadari bahwa itu mustahil.
2
hari kemudian aku pun kembali ke tempat itu, di jam yang sama. Dan sejak saat
itu, setiap jam 5 sore rutinitas untuk
berkunjung ke kafe ini pun menjadi hal wajib untukku. Entah kenapa aku
ingin sekali mengembalikan korek api ini kepada gadis itu dan ingin sekali lagi
memandang wajahnya dan melihat ke arah matanya. Khayalanku mulai meninggi dan
meninggi. Tidak seperti hari-hari ku sebelumnya yang aku rasa terlalu monoton,
sejak hari itu hidupku berubah, dan perasaan ini mulai bergejolak. (to be continue)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar