Sabtu, 13 Juni 2015

Mr G #9



Rasanya satu bulan setelah hari itu sikap Gunung di kantor masih sama seperti dulu, dan sesekali dia mengajakku untuk sekedar makan malam. Kelembutan hatinya pun semakin terlihat di luar kantor. Dan mengenai Guntur, sebulan ini dia tidak memberiku kabar. Bahkan untuk membalas emailku pun dia tidak sempat. Bukan hal yang aneh, tapi aku merasa hubunganku aneh sejak adanya Gunung di hidupku. Semua tampak lebih nyata.
Seperti malam ini, ketika aku sedang mengisi malamku dengan sekedar menyalurkan hobiku untuk membuat sketsa pakaian tiba-tiba terdengar suara bel. Aku pun terkejut dan segera melihat siapa yang sedang berada di depan pintu selarut ini. Waktu sudah menunjukkan pukul 1 pagi. Aku sedikit ketakutan ketika membukakan pintu, dan tidak aku duga, ternyata Gunung. Dia terlihat sangat lusuh dan berantakan, bau bibirnya seperti alkohol. Ya, dia mabuk.
“Gunung??”
“Aaa...” dan dia berjalan sangat sempoyangan, sampai-sampai aku harus memapahnya ke sofa. Kasian, sepertinya dia sedang ada masalah. Aku pun membawa dia masuk ke kamar, dan sepertinya aku harus mengalah untuk tidur di sofa. Dengan dibayangi rasa penasaran, aku mulai memejamkan mata.  (to be continue)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar