Semenjak hari itu kami lebih sering bertemu, ya,
hampir setiap sore kami duduk di meja yang sama dengan menu yang sama dan aku
mulai bisa membuka diri. Baru kali ini aku merasaakan hal lain pada seorang
laki-laki, ada hal aneh yang terus mendorongku untuk menceritakan semua
uneg-uneg kekejaman Deni, semua rasa suka, duka, sedih, trauma, benci, rasanya
ada suatu kewajiban untuk dia tahu. Benar-benar bukan hal yang wajar, selalu
saja merasakan ketenangan setiap kali berhadapan dengannya. Aku mungkin
membutuhkannya seperti aku mencandu kopi setiap sore. Dia sangat bijak, sangat
lihai menghilangkan rasa cemas dan resahku, dan begitu terampil membuatku
tenang.
Semakin lama aku semakin membutuhkannya. Dan dia
hampir selalu ada waktu ketika aku benar-benar butuh, seperti malam ini, di
saat aku merasakan trauma yang berlebihan ketika melihat Denni, ayahku,
menghisap sebatang rokok di rumah, aku dibayangi rasa takut, ya, rokok itu
mengingatkanku dengan kekejaman Denni dulu, dan sekarang aku begitu ketakutan
di kamar. Hanya dia yang bisa menghentikan ketakutan ini. Aku menangis, aku
gelisah, aku resah, sambil terus-terusan duduk di pojokan kamar sambil menutup
wajah.
“Ban, aku butuh kamu.”
“Ya, kamu jangan kemana-mana dulu ya,” dan dengan
sekejap dia sudah ada di depan mataku. Dia langsung memelukku dan jiwa yang panas ini seolah diguyur dan dibanjiri
air es, seketika aku langsung merasa nyaman dan tenang. Perasaan takut yang amat
sangat itu entah menghilang seketika itu juga. Dan aku pun bisa menangis lepas
di pelukan laki-laki ini.
“Kamu tenang, ayahmu sudah tidak seperti dulu, dia
tidak punya daya lagi untuk menyiksamu,” dan dia terus-terusan memelukku sambil
membelai rambutku. Aku menyadari, aku membutuhkannya melebihi apapun. Dan aku
sangat berharap dia selalu ada setiap waktu.
Setelah beberapa saat aku pun mulai tenang. Dia
tiba-tiba membisikkan sesuatu di telingaku.
“Would you merry me, I really want to protect you
every single day.” Dan tidak ada penolakan apapun dariku. Aku memang sangat
menginginkan dia, dan hanya dia yang bisa benar-benar mengerti aku dan segala
masa kelamku. (to be continue)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar