Monday,
Im in love !
Senin ini aku harus melakukan pitching
dengan 2 client di tempat yang berbeda. Gila kan? Dan perusahaan memintaku
untuk menghandle semuanya. Dan inilah rutinitasku, mobiling, target, dan
ekspansi. Dan aku mencintai hari senin seperti aku mencintai Teddy. Semuanya
terasa sangat berat tapi aku sangat menikmatinya. So why I called Teddy as
Mr.Monday sometimes. Setelah melakukan dua pitching gila itu, seninku berlanjut
dengan menemui client baru. Dan aku harus menemui perwakilan dari perusahaan
tersebut. Client yang satu ini unik, gila, dan super menyebalkan, God, kenapa
aku harus mendapatkan client ini untuk
kontrak satu tahun. So, Im officially insane in this year.
“Hallo, apa kabar?”
“Good, bagaimana dengan iklan campaign
untuk perusahaan kami?”
“Konsepnya seperti ini,” aku pun
menjelaskan dengan detail tentang ini dan itu. Sementara si gila ini terus saja
sibuk memainkan handphonenya. Hey jerk, kamu tau berapa lama orang kreatif kita
memikirkan konsep ini? Berapa lemburan yang mereka habiskan untuk mengerjakan
pekerjaan ini? Berapa hari kita ga tidur karena pekerjaan ini? Dan lo, dengan
santai dan sok nya bahkan mendengarkanku pun tidak, apalagi mempelajari semua
konsep yang sudah disiapkan.
“Oh, okey,” Just it. Okey, let me
introduce, this stupid jerk namanya Willy, usia lebih muda dariku, sok, sengak,
bossy, dan asshole. Aku bahkan semakin gila, belum juga urusan Teddy yang makin
rumit, client gila ini menambah ruwet hidupku. Ketika aku melakukan pekerjaan
diluar kantor yang kuharapkan akan menjadi hiburan di saat aku tersiksa saat
bertemu Ted di kantor, jauh dari harapanku. Dan aku harus lebih sering dengan
lelaki ini.
Setelah menyelesaikan meeting gila ini,
akhirnya aku menepi di sebuah coffee shop. Kopi, berikanlah ketenangan dan rasa
rileks. Aku harus mengambil cuti sepertinya, dan semoga Teddy, yang atasanku
mengijinkannya. Hahaha, bahkan untuk mengambil liburan untuk melupakan Teddypun
aku harus meminta ijinnya. Tiba-tiba handphoneku berdering.
“Hallo, kenapa?” jawabku ketus, ya ini Teddy.
“Kamu
dimana? Masih meeting, aku pengen ketemu kamu,”
“Masalah kerjaan apa pribadi,”
“Kerjaan,”
“Okey, kita ketemu di kantor aja,”
“No, aku kesana, kamu dimana?”
“Are you sure we will talk about job?”
“Huhft, lets talk about us,”
“No, ini jam kerja Ted, like you said,
we have to act professional, okey?”
“Okey, huhft, tapi habis jam kantor kita
bisa ketemu kan?”
“Ga, aku ada janji sama Dilla,”
“Oh, please,”
“No more begging baby, its over,”
“Pleaseee..”
Bahkan tanpa malunya pria beristri ini
memohonku untuk tetap berada di sampingnya. Kalau kamu benar-benar mencintaiku
seharusnya waktu itu kamu menolak perjodohan itu, seharusnya kamu membawaku
lari dan menikahiku diam-diam, seharusnya kamu tidak mempertimbangkan kalau
harus kehilangan kekayaan jabatan dan warisan dari orang tuamu. Kamu begitu
serakah dan egois Teddy. (to be continue)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar