Dan akhirnya weekend ini berakhir dengan
atasanku. Namanya Teddy, usianya 5 tahun lebih tua dariku, dan dia memiliki
seorang istri. Ya, seharusnya aku yang menjadi nyonya Teddy, tapi perjodohan
dua kerajaan itu tidak bisa dibatalkan. Aku yang sudah mencintai lelaki ini
selama 5 tahun, terputus karena daulat mamanya Teddy. And finally, we do this
dirty relationship. Dan akhir-akhir ini aku sudah tidak begitu menikmati hubungan gila ini. Aku yang
sekarang sudah 30 tahun harus memikirkan kehidupanku sendiri. Apa mungkin
seumur hidup aku harus menjadi kekasih simpanan anak seorang konglomerat? Dan
rasanya sudah bosan bertemu dengannya setiap hari entah di kantor atau di luar
kantor. Kamu tau ketika kamu menjalin hubungan dengan atasanmu sendiri, apa
yang terlintas ketika kamu menciumnya? Ya, deadline!
Malam ini sedikit lebih romantis karena
efek gerimis, ditambah dia yang tiba-tiba berhenti membicarakan tentang
pekerjaan. Aku tau, orang pernah bilang bahwa pasangan yang baik adalah
pasangan yang bisa diajak diskusi dalam hal apapun, apapun, termasuk pekerjaan
kantor. Dan masalahku adalah ketika dia meminta pendapat tentang suatu hal
mengenai pekerjaan, dinner romantis di malam ini terasa seperti meeting.
“Stop talking about your shit working,
okey?”
“Hahaha, okey, it feels like meeting,
right?”
“See?”
“Ya, lets talk about us,” katanya.
“Us? You and me? Apa yang perlu
dibicarakan, hahaha,”
“Iya, just let it flow,”
“Ya, let it flow, and Im growing older,”
“No, you stay young,”
“Munak, hahaha, liat muka aku,
tanda-tanda aging dimana-mana, you know, Im 30 years old, kamu mau aku jadi
perawan tua, hahaha, so let me live my life without you,”
“Hey, kenapa kamu tiba-tiba ngomong
gitu?”
“I just think, aku ga mau ya kayak Bu
Maria, yang terlalu setia sama mantannya sampe umur 45 tahun masih single,”
“Kamu kenapa sih?”
“Ted, Im 30 now, dan aku ga akan pernah
bisa kamu nikahi, so, let me marry another man, okey?”
“Oh, jadi ini mau kamu?!” tiba-tiba
nadanya meninggi.
“Aku ngomong baik-baik, lets discuss
it,”
“Untuk apa?! Kamu udah ga mau nunggu aku
lagi?!”
“Nunggu kamu?! Berapa tahun lagi? 10
tahun? 20 tahun? Selamanya? Hey, this is not a fairytale, Im not a Juliette,”
“Bukan itu maksud aku,”
“Terus mau kamu apa? Selamanya jadi
pacar simpanan kamu? You now, I feel like Im bitch,”
“Hey,” dan dia memelukku. Itu yang selalu
dia lakukan untuk meluluhkan hatiku.
“Kamu lebih baik pulang, okey?”
“But I wanna stay,”
“No, back to your home, you suppossed to
be there, bye,” (to be continue)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar